B. Daerah

Pertanyaan

Gawenen guru lagu lan guru wilangane tembang gambuh!

2 Jawaban

  • Tutur bener puniku,
    Sayektine apantes tiniru,
    Nadyan metu saking wong sudra papeki,
    Lamun becik nggone muruk,
    Iku pantes sira anggo.

    guru lagu : u,u,i,u,o
  • Jenis metrum macapat

    Jumlah metrum baku macapat ada limabelas buah. Lalu metrum-metrum ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tembang cilik, tembang tengahan dan tembang gedhé. Kategori tembang cilik memuat sembilan metrum, tembang tengahan enam metrum dan tembang gedhé satu metrum.

    Tembang macapat beragam jenisnya dan masing-masing jenis tembang tersebut memiliki aturan berupa guru lagu dan guru wilangan yang berbeda-beda. Yang paling dikenal umum ada 11 jenis tembang macapat, yaitu, Pucung, Megatruh, Pangkur, Dangdanggula, dll. Dan dibawah ini adalah penjabarannya walau belum memenuhi ekspektasi para pembaca, yaitu :

    1. Pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan seperti tercantum dalam piagam-piagam berbahasa jawa kuno. Dalam Serat Purwaukara, Pangkur diberiarti buntut   atau ekor. Oleh karena itu Pangkur kadang-kadang diberi sasmita atau isyarat tut pungkur  berarti mengekor, tut wuri dan tut wuntat berarti mengikuti.
    2. Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas dari kata Premas yaitu punggawa dalam upacara Shaministis. Kumambang dari kata Kambang dengan sisipan –       um. Kambang dari kata Ka- dan Ambang. Kambang selain berarti terapung, juga berarti Kamwang atau kembang. Ambang ada kaitannya dengan Ambangse yang berarti menembang atau mengidung. Dengan demikian, Maskumambang dapat diberi arti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis, mengucap mantra atau lafal dengan menembang disertai sajian bunga. Dalam Serat Purwaukara, Maskumambang diberi arti Ulam Toya yang berari ikan air tawar, sehingga kadang-kadang di isyaratkan dengan  lukisan atau ikan berenang.
    3. Sinom ada hubungannya dengan kata Sinoman, yaitu perkumpulan para pemuda untuk membantu orang punya hajat. Pendapat lain menyatakan bahwa Sinom ada kaitannya dengan upacara-upacara bagi anak-anak muada zaman dahulu. Bahkan Sinom bisa merujuk  kepada daun pohon asam yang masih muda (kuncup) sehingga kadang-kadang diberi  isyarat dengan lukisan daun muda.Dalam Serat Purwaukara, Sinom diberi arti seskaring rambut yang berarti anak rambut.  
    4. Asmaradana berasal dari kata Asmara dan Dhana. Asmara adalah nama dewa percintaan. Dhana berasal dari kata Dahana yang berarti api. Nama Asmaradana berkaitan denga peristiwa hangusnya dewa Asmara oleh sorot mata ketiga dewa Siwa seperti disebutkan dalam kakawin Smaradhana karya Mpu Darmaja. Dalam Serat Purwaukara, Smarandana diberi arti remen ing paweweh, berarti suka memberi.
    5. Dhangdhanggula diambil dari nama kata raja Kediri, Prabu Dhandhanggendis yang terkenal sesudah prabu Jayabaya. Dalam Serat Purwaukara, Dhandhanggula diberi arti ngajeng- ajeng kasaean, bermakna menanti-nanti kebaikan.

    maaf kalau jawaban saya salah.....
    trimakasih......

Pertanyaan Lainnya