5 pokok informasi dari teks biografi Ardian Syaf
B. Indonesia
Lenca
Pertanyaan
5 pokok informasi dari teks biografi Ardian Syaf
2 Jawaban
-
1. Jawaban Harfian123
Ardian Syaf Pernah Memasukkan Tokoh Jokowi ke Komik BatmanTEMPO.CO, Tulungagung – Komikus Marvel asal Tulungagung, Ardian Syaf, bukan sekali ini menyelipkan pesan khusus di dalam gambarnya. Sebelumnya dia pernah menyelipkan gambar Presiden RI Joko Widodo di komik Batman.
Simbol 212, yang ditafsirkan sebagai aksi damai 2 Desember 2016, dan QS 5:51 yang dikaitkan pada Surat Al Maidah bukanlah pertama kali yang diselipkan Ardian Syaf ke dalam gambarnya. Alumnus Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang ini sebelumnya pernah memasukkan gambar Presiden RI Joko Widodo dalam komik Batman yang dipesan DC Comics. “Ya, dulu saya memasukkan itu,” kata Aan, panggilan Ardian Syaf saat dihubungi Tempo, Senin, 10 April 2017 malam.
Baca juga: Heboh 212 di X-Men
Putra penulis cerita anak-anak yang popular di era tahun 1980, Tamsir AS ini, mengaku sangat mengidolakan Joko Widodo saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI. Sebagai bentuk dukungannya, dia menggambar wajah Joko Widodo di sebuah baliho di sudut kota yang dilintasi Batman. Aan mengklaim gambar itu tak disadari oleh pihak DC Comics, karena tidak mempengaruhi alur cerita.
Meski mengulang kedua kalinya dengan memasukkan simbol yang dikaitkan dengan dugaan penistaan agama yang menjerat calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Aan mengaku belum menerima sanksi apapun dari pihak Marvel. Bahkan tindakan disiplin kepadanya yang dirilis Marvel dalam surat terbuka dan disiarkan di media massa hingga kini belum jelas. “Saya masih menunggu sikap resmi mereka, baru kemudian saya akan bereaksi,” kata Aan yang enggan menjelaskan alasan memasukkan simbol dalam komik X-Men Gold #1 dengan gamblang.
Pemuda asal Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung ini mendapat kontrak eksklusif dari DC Comics pada tahun 2009, sebuah perusahaan penerbitan ternama di Amerika yang memproduksi karya-karya komik. Salah satu komik yang laris manis di negeri Abang Sam itu adalah Batman, yang diciptakan oleh Ardian Syaf dari sebuah desa kecil di Jawa Timur. Kontrak eksklusif itu pula yang mengubah nasib Ardian Syaf dari pelukis trotoar menjadi artis komik internasional.
Ardian Syaf mengatakan kebiasaan menggambar ini secara tidak langsung diwarisi dari ayahnya, Tamsir AS. Di dunia novelis atau penerbit buku era tahun 80-an, Tamsir AS dikenal sebagai penulis dan pengarang cerita anak-anak. Tak terhitung hasil karyanya yang menjadi bacaan wajib anak sekolah kala itu. Salah satu yang terkenal adalah novel sejarah Sawunggalih, Satria dari Surabaya yang diterbitkan Piramida Semarang pada tahun 1985.
Ardian Syaf masih duduk di bangku sekolah dasar saat memulai karya pertamanya dengan membuat komik. Sayang dia tak ingat persis tokoh apa yang dia gambar kala itu. Yang jelas referensi komiknya adalah produk barat seperti Lucky Luke, Tintin, dan Donald Duck. Hal itu pula yang membuat guratan komik Ardian mengiblat karakter barat hingga pada akhirnya diterima pasar Amerika.
Keahlian menggambar ini mendapat apresiasi besar dari ayahnya yang melibatkannya sebagai ilustrator dalam setiap buku karangannya. Perjalanan Tamsir AS menjadi redaktur pelaksana tabloid Jawa Anyar, sebuah media berbentuk sisipan yang diterbitkan Jawa Pos memberikan ruang kepada Ardian lebih luas. Sisipan berbahasa Jawa yang memiliki rubrik Wacan Bocah itu menjadi lapak Ardian Syaf dalam menuangkan karya gambarnya. Cerita anak yang dikarang Tamsir AS selalu menyelipkan ilustrasi gambar yang dibuat Ardian Syaf. * -
2. Jawaban cabellooo
pembahasan:
ORIENTASIArdian Syaf (31), sosok komikus yang rendah hati ini memilih tinggal di kampung halamannya di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Tulung Agung, bersama istri dan seorang anaknya. Dari kampung halamannya, karya Aan, sapaan akrabnya, mampu menembus dunia. Bahkan, ia disodori kontrak eksklusif sebagai penciller oleh penerbit raksasa Amerika, DC Comics. Artinya, ia tidak boleh membuat ilustrasi selain di DC Comics.
PERISTIWA PENTING 1Tentu, Aan tidak meraih semua itu dengan gampang. Lulus kuliah tahun 2004 dari jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang, ia sempat bekerja sebagai tukang layout dan ilustrator sebuah penerbitan.
PERISTIWA PENTING 2“Sejak tahun 2005, saya mulai melamar untuk menjadi ilustrator penerbit dunia. Caranya, saya memasang lamaran pekerjaan untuk menjadi ilustrator di berbagai web, dengan dilengkapi ilustrasi terbaik karya saya. Namun, lama sekali tidak mendapat order. Paling hanya order untuk membuat komik tanpa imbalan. Meski begitu, tetap saya kerjakan, sambil mengasah kemampuan menggambar,” kata Ardian. Pelan-pelan Ardian mulai mendapat order kecil-kecilan. “Awalnya, per halaman dibayar 25 dolar. Itu pun komik pendek 8 halaman. Selama dua tahunan, saya hidup dari order-order kecil. Saya yang waktu itu sudah menikah, sempat putus asa. Sempat ingin bekerja di kota besar,” jelasnya.
PERISTIWA PENTING 3Kemudian Aan mendapat informasi dari Ketty, seorang penulis Irlandia, bahwa sebuah penerbit di Amerika tengah mencari ilustrator komik untuk projek komik berjudul “Dresden Files”. Ia segera memasukkan lamaran dengan melampirkan karya terbaiknya. “Esoknya saya langsung dapat jawaban. “Selamat Anda akan kami kontrak.,” Bahkan, saya dapat kontrak eksklusif dari penerbit Dabel Brother di AS dalam jangka waktu tertentu. Total saya mengerjakan sekitar 12 jilid, masing-masing setebal 22 halaman. Satu jilid, saya kerjakan selama sebulan. Hitungannya, satu hari satu halaman. Honor per halaman 100 dolar,” kata Aan, seraya mengatakan komiknya terbit tahun 2008.
Menjadi ilustrator untuk penerbit asing, menurut Aan, butuh sikap profesional. “Mereka disiplin soal waktu,” tambah Aan. Dalam sehari, Aan mesti menyelesaikan satu halaman. Aan mengaku menyelesaikan satu halaman per hari bukan pekerjaan berat karena naskah yang ditulis oleh Mark Powers, konsep gambar yang harus dibuatnya cukup rinci. “Dari deskripsi yang ditulis sang penulis, saya memindahkannya ke dalam bahasa gambar. Ternyata, mereka suka dengan karakter gambar saya,” kata Aan.
PERISTIWA PENTING 4Semakin lama, gambar Aan makin matang. Apalagi, ia sangat menikmati pekerjaannya. Projek pertama ini pun sanggup ia selesaikan dengan baik. Aan cukup berbangga ketika mendapat kabar, Dresden Files masuk peringkat keempat komik terlaris bahkan masuk nominasi penghargaan komik di AS. Otomatis nama Ardian ikut terangkat.
PERISTIWA PENTING 5“Sayang, penerbit Dabel Brother, akhirnya bangkrut.” Meski begitu, Ardian Syaf sudah menancapkan taring sebagai ilustrator mumpuni. Katanya, penerbit komik dunia itu tampaknya luas, tapi sesungguhnya sempit. Seorang ilustrator yang bagus di satu penerbit, akan, gampang dikenali penerbit lain. Itulah yang dialami Aan. Lepas dari Dabel Brother, Aan diajak bergabung oleh sebuah agency yang berkedudukan di Spanyol. Agency tersebut menawarkan gambar Aan pada penerbit di Amerika. Hasilnya tak tanggung-tanggung, Aan mendapat kontrak dari Marvel. Ia mengerjakan komik superhero X-Men. “Saya enggak menyangka bisa bekerja di sebuah penerbit besar.”
PERISTIWA PENTING 6Selanjutnya, ia dapat tawaran dari DC Comics. Ia menggarap JLA danTitans. Ia juga menggarap komik Superman, Batman, Green Lantern, Aquaman, superhero legendaris dunia. Honor yang ia terima berkisar antara 200-350 dolar AS, Ia juga mendapat kontrak kerja eksklusif selama dua tahun dengan bayaran 235 dolar per halaman. “Tahun ini kontrak berakhir. Saya harap sih, nanti akan dikontrak kembali.”
REORIENTASISebenarnya Aan sering diminta penerbit untuk menghadiri event komik di AS. Di sana, acara komik memang diselenggarakan tahunan. Biasanya, menghadirkan para kreator untuk keperluan launching komik atau book signing. Tahun lalu, Aan sebenarnya juga diundang ke Afrika Selatan untuk acara komik internasional. Uniknya, Aan tak pernah memenuhi undangan. “Saya lebih suka tinggal di desa,” ujarnya tenang. Ketika kontrak eksklusifnya berakhir, ia membuat komik lokal.